Kategori: Oase

Kebaikan Si Fasik

Ada seorang pria dari Kota Basrah, yang dikenal sebagai orang fasik, meninggal dunia. Tak ada seorang pun yang mau mengurus jenazahnya. Istrinya lalu membayar dua orang untuk memikul jenazahnya ke masjid untuk dishalati. Namun, tak seorang pun mau menshalati. Akhirnya, sang istri membawanya ke padang luas untuk dikebumikan. Di tempat itu, ada seorang ahli zuhud yang tinggal di gunung. Ia tampak sedang menunggu kedatangan jenazah suaminya. Tersebarlah berita, si zuhud

Hikmah Sebuah Kecelakaan

Suatu hari Imam Syafii datang ke Ka’bah. Dia melihat seorang mantan uskup sedang thawaf. Sang Imam bertanya, “Apa yang menyebabkanmu meninggalkan agamamu?” “Saya mendapat ganti yang lebih baik,” jawab mantan uskup. “Ketika saya naik kapal dan berada di tengah laut, tiba-tiba kapal itu pecah. Saya selamat di atas papan yang dibawa arus gelombang kesana kemari. Saya terdampar di suatu pulau yang banyak pohon yang lebih manis dari madu dan lebih

Tetangga di Surga

Abu Yazid al-Bustami adalah orang yang dikenal rajin bermunajat pada Allah. Hatinya senang, pikirannya seolah-olah melayang sampai ke Arsy. “Aku berharap kelak menjadi tetangga Rasulullah saw di surga,” bisik hati kecilnya. Ketika ia tersadar dari khayalannya, tiba-tiba terdengar suara menyeru “Ada seorang hamba yang kelak akan menjadi tetanggamu di surga. la tinggal di negeri ini,” kata suara itu. Terdorong hatinya untuk mencari sahabatnya yang kelak menjadi tetangganya di surga itu.

Berselimut jubah rasul

Suatu hari, Nabi Muhammad saw didatangi Abdullah, putra Abdullah bin Ubay bin Salul, pemimpin kaum munafik di Madinah. Dengan wajah sedih, sahabat yang selalu bertentangan dengan ayahnya itu, menceritakan bahwa Abdulah bin Ubay sedang sakit keras. Sang ayah dan menginginkan Rasulullah saw supaya bersedia menjenguknya. Rasulullah tidak keberatan. Beliau menjenguk rumah dedengkot para pengkhianat yang sangat licik itu. Tiba-tiba, melihat Nabi Muhammad saw berada di dekatnya, Abdullah bin Ubay memelas

Menakar Kejujuran

Suatu hari seorang saudagar perhiasan di zaman Tabiin bernama Yunus bin Ubaid, menyuruh saudaranya menjaga kedainya karena ia akan melaksanakan shalat. Saat itu datanglah seorang Badui yang hendak membeli perhiasan di kedai tersebut. Maka terjadilah jual beli di antara Badui dan penjaga kedai yang diamanahkan tuannya. Satu barang perhiasan permata yang hendak dibeli harganya 400 dirham. Saudara Yunus menunjukkan barang yang sebetulnya harganya 200 dirham. Barang tersebut dibeli oleh Badui

Memberi Satu Dirham, Allah Memberinya Seratus Dua Puluh Dirham

Dari Al-Fudhail bin Iyadh, ia berkata, “Seorang laki-laki menceritakan kepadaku, ‘Ada laki-laki yang keluar membawa benang tenun, lalu ia menjualnya satu dirham untuk membeli tepung. Ketika pulang ia melewati dua orang laki-laki yang masing-masing menjambak kepala kawannya. Ia lalu bertanya, ‘Ada apa?’ Orang pun memberi tahunya bahwa mereka bertengkar karena uang satu dirham. Maka, ia memberikan uang satu dirham itu kepada keduanya, dan ia tidak memiliki sesuatu. Ia lalu mendatangi

Menikahi wanita jelata

Suatu hari seorang gubernur di zaman Khalifah al-Mahdi mengumpulkan sejumlah tetangganya dan menaburkan uang dinar di hadapan mereka. Semuanya saling berebutan memunguti uang itu, kecuali seorang wanita kumal, berkulit hitam dan berwajah buruk. Dengan keheranan sang gubernur bertanya, “Mengapa engkau tidak ikut memunguti uang dinar itu seperti mereka?” Janda bermuka buruk itu menjawab, “Yang mereka cari uang dinar sebagai bekal dunia. Sedangkan yang saya butuhkan bekal akhirat.” “Maksudmu?” tanya sang

Kalah sebelum bertanding

Di zaman Imam Ahmad, sekelompok orang penganut paham atheis berusaha mengacaukan keimanan umat perihal adanya tuhan. Dengan dukungan argumentasi dan logika yang kuat, mereka berhasil memutarbalikkan fakta. Kata mereka, alam semesta terjadi dengan proses sendirinya. Tanpa campur tangan Zat Maha Tinggi (Allah). Alhasil manusia tidak perlu menyembah Tuhan, sesuatu yang sebenarnya tidak ada, begitu nalar mereka Sudah banyak ulama yang berusaha meluruskan dengan cara mendebatnya. Tapi pendapat kaum atheis ini

Gaung kemudahan

www.manajemenqolbu.com – Suatu ketika, Rasulullah saw kedatangan seorang tamu ibnu sabil yang kehabisan bekal. Karena di rumahnya tidak ada sesuatu yang layak untuk diberikan, maka nabi meminta tolong sahabat Bilal agar mengantar tamu itu ke rumah Fatimah. Di rumah putri kesayangan nabi itu, rupanya juga tidak ada sesuatu yang layak dimakan. Maka dengan hati tulus dan ikhlas, Fatimah memberinya kalung hadiah pernikahannya dengan Ali. “Ambillah kalung ini dan juallah! Mudah-mudahan

Keadilan Islam

Aldakwah.org — Sejak menjabat gubernur, Amr bin Ash tidak lagi pergi ke medan tempur. Dia lebih sering tinggal di istana. Di depan istananya yang mewah itu ada sebidang tanah yang luas dan sebuah gubuk reyot milik seorang Yahudi tua. “Alangkah indahnya bila di atas tanah itu berdiri sebuah mesjid,” gumam sang gubernur. Singkat kata, Yahudi tua itu pun dipanggil menghadap sang gubernur untuk bernegosiasi. Amr bin Ash sangat kesal karena