Kategori: Kisah Kehidupan

Thereshkova Ivanovna Tolstoy

Tahun 1922 Enam tahun sejak Revolusi dan kelaparan, juga perang yang menyiksa, tak banyak perubahan terjadi saat ini. Tahun-tahun yang sangat sulit. Papa meninggal saat Revolusi, banyak bangsawan yang dibunuh saat itu. Papa meninggal di tangga puri kami, ditembak oleh tentara Bolshevik. Dan Mama, walaupun tetap bertahan sampai sekarang, keadaannya sangat menyedihkan. Ia tinggal di kamar sepanjang hari, hanya menangis terus menerus dan mendekap foto Papa sambil berbicara sendiri mengenang

Senyum di senja hari

Annida No.12 Th.XI April 1984 Menjelang Ujian Akhir SMP Gempa hebat melanda keluargaku, dan telah memporakporandakan bangunan hatiku. Allahu Robbi, kenapa Bapak tega melakukan semua ini? Tak tega melihat ibu yang diam mematung dengan air mata berlelehan. Sementara Pak Jono, Pak Dodi, teman sekantor Bapak menjelaskan dengan bahasa yang dibuat sehalus mungkin. Aku mengintip takut-takut dari lubang kunci, raut wajah Ibu yang tiba-tiba menegang, lalu air mata yang tumpah bak

Anugerah Terindah

OLEH: FITHRI (source: milist DT) Anak lelaki itu berumur lima atau enam tahun. Ia mengenakan kemeja putih dan pullover kotak-kotak hijau dengan logo taman kanak-kanak di dada kiri. Di bahunya tersandang tas punggung merah dan di dadanya tersilang tali botol minuman. Ia kelihatan lucu dan manis. Begitu naik ke dalam angkot, bocah itu menunjukkan hasil origaminya pada wanita yang mungkin ibunya. Seekor burung yang sedikit kusut dan penyok. Ia juga

Catatan harian seorang ayah

source: milist DT Medan, 15 Juni 1975 Hari ini engkau terlahir ke dunia, anakku. Meski tidak seperti harapanku bertahun- tahun merindukan kehadiran seorang anak laki-laki, aku tetap bersyukur engkau lahir dengan selamat setelah melalui jalan divakum. Telah kupersiapkan sebuah nama untukmu; Qaulan Syadida.Aku sangat terkesan dengan janji Allah dalam surat Al Ahzab ayat tujuh puluh, maknanya perkataan yang benar. Harapanku engkau kelak menjadi seorang yang kaya iman dan memperoleh telah

Kematian romo

Afifah A. Amatullah (Sumber: milist DT) Ada yang akan digadaikan dalam jiwaku: keimanan. Tentu saja secara naluri pun aku sanggup merobek dan memukul ajakan iblis itu. Tapi Romo tidak terlalu kuat. Dan memang, gawang jiwanya tidak menyisakan tempat bagi sang kiper. Maka rembulan pun mungkin mampu menangkap pendar gelisah yang muncul pada sepasang mataku. Dan bulan yang melankolis pun melemparkan sauh pada pelabuhan, membuat ia mampu berkolaborasi dalam lautan pikirku.

Mabruk, diri yang merasa terbuang

source: milist DT Setelah gelas yang berisikan arak bermutu rendah itu tereguk habis, lelaki itu menangis. Dia terisak menyesali perbuatannya. Bibirnya bergetar memohon ampunan Tuhan. “Aku bertobat, ya Tuhanku. Aku berjanji takkan mengulanginya. Aku mohon ampunan-Mu.” Namun, baru saja ia mengakhiri pintanya, tanpa sadar tangannya telah menuang segelas lagi. Tenggorokannya kembali basah oleh arak. Setelah itu ia terisak kembali, memohon ampunan-Nya. “Ini yang terakhir, ya Tuhanku. Ampunilah…Aku bertobat. Aku akan

Mawar senja gugur kelopaknya

Ema Kaisy (source: milist DT) Selembar surat bersampul biru muda jatuh di pangkuan Nur. Saat itu senja merona bersemburat cahaya jingga di ufuk barat. Sekelompok burung pipit terbang melintasi anjungan. Angin semilir meniup kelopak flamboyan, mahkotanya berhamburan mencium bumi. Dulu, Nur paling benci bila dikatakan bagai flamboyan. Pohon yang tinggi tegar berbunga kecil yang mudah gugur, ibarat gadis angkuh yang mudah patah hati. “Hush, tidak boleh mencela makhluk Tuhan.” Si