Penulis: admin

Menyingkirkan Duri

“Hai Abu Hurairah! Singkirkanlah duri dari jalan yang akan dilalui orang yang lebih mulia darimu, lebih kecil darimu, lebih baik darimu, dan bahkan orang yang lebih buruk darimu. Jika engkau berbuat demikian, niscaya Allah membanggakan engkau kepada para malaikat-Nya. Dan barangsiapa dibanggakan Allah kepada para malaikat-Nya, niscaya ia muncul pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala yang buruk.” (Hadits Nabi Muhammad SAW). Sungguh sederhana pesan yang disampaikan: menyingkirkan duri

Saat Ajal Menjemput (2/2)

Setelah kita mengetahui sejarah yang terekam tentang wafat Rasulullah saw, bagaimana beliau menghadapi beratnya sakaratul maut sebelum beliau berpulang kepada Rabb-nya, maka berikut ini penulis paparkan kisah para khulafa` rasyidin di atas ranjang kematian, mereka adalah para penerus Rasulullah saw, para sahabat yang paling dekat kepada beliau, orang-orang paling mulia umat ini setelah nabinya, walaupun mereka telah dijamin surga oleh Rasulullah saw, mereka tetap takut kepada Allah. Ini artinya kematian

Saat Ajal Menjemput (1/2)

Kematian adalah muara kehidupan manusia dan akhir perjalanannya di dunia, tidak ada yang lolos dari lubang jarum kematian, besar dan kecil, tua dan muda, sehat dan sakit, laki-laki dan wanita, semua yang hidup pasti akan meneguk gelas kematian dan memasuki gerbangnya yang berat. Beratnya kematian bisa kita lihat dari sejarah kematian manusia yang terekam kepada kita, bagaimana calon mayit mengalami sakaratul maut yang jika dia bisa berlari darinya niscaya dia

Imam Malik bin Anas

Nama dan Nasab Beliau Beliau adalah al-Imam Abu Abdillah, Malik bin Anas bin Malik bin Abu Amir bin Amr bin Harits bin Ghaiman bin Khutsail bin Amr bin Harits Dzu Ashbah bin Auf bin Malik bin Zaid bin Syaddad bin Zur`ah Himyar al-Ashghar al-Himyari kemudian al-Ashbahi al-Madani. Ibu beliau bernama Aliyah bintu Syarik al-Azdiyyah. Kelahiran Beliau Beliau dilahirkan pada tahun 93 H di Madinah Sifat-Sifat Beliau Beliau RAH berwajah tampan,

Membalas Cinta Rasul

Ust. Abu Syauqi, Lc Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah Saw.itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS.Al Ahzab:21) KETIKA denyut dan nafas akhir kehidupan Rasulullah Saw. segera menghampirinya, seraya ditemani putri tercintanya, Fatimah, satu kata terucap dari bibir beliau, “Ummatii…ummatii…” Sebuah ungkapan kerinduan dan kecintaan yang teramat indah kepada umatnya. Sejak saat itu, dunia kehilangan manusia terbaik sepanjang sejarah peradaban. Kelam pun menyelimuti seluruh langit. Beliau mengucapkan selamat tinggal sekaligus

Kezuhudan Sayyidah Fatimah AS

Alam Firdaus Rasulullah saw pernah bersabda kepada Sayyidah Fatimah as, “Putriku! Ayahmu dan suamimu bukanlah orang yang miskin. Allah SWT telah memberikan kepadaku semua tanah yang mengandung emas dan perak, tetapi aku memilih sesuatu yang abadi di sisi Allah swt. Putriku! Aku berkata seperti ini supaya kamu tahu bahwa ayahmu mengetahui hakekat dunia. Ketahuilah bahwa kamu juga akan berpaling dari dunia”. Sebelum memasuki pembahasan tentang kezuhudan Sayyidah Fatimah as dalam

Sebenarnya Kita Semua Perlu Doa

Di lembah Makkah yang datar. Sepanjang hari matahari membakar. Pasir-pasir berbisik kepanansan. Fatamorgana meliuk-liuk perlahan. Disanalah, ditanah yang gersang itu, Nabi Ibrahim ‘alaihisalam baru saja meninggalkan istriny, Hajar, bersama bayi kecilnya Ismail. Ia harus pergi atas perintah Allah, meninggalkan keluarganya tercinta. Sebuah ujian yang tidak ringan. Tetapi Ibrahim tidak lantas berkecil rasa. Justru saat itu ia memasrahkan keluarganya kepada Allah, Dzat Yang memeintahkan dirinya untuk beranjak. Ibrahim pun berdoa. “Ya

Dan Tidurlah dengan Tenang

Di Madinah yang tenang, hari itu. Siang berlalu setengah perjalanan. Serombongan orang yang nampak asing berjalan memasuki kota suci Islam kedua itu. Ternyata itu rombongan Hurmuzan, Panglima dan Pangeran Persia yang telah ditaklukkan pasukan Muslim, yang ingin bertemu dengan Amirul Mu’minin Umar bin Khattab. Dengan ditemani Anas bin Malik, Hurmuzan datang dengan kebesaran dan kemegahannya. Dengan diikuti pemuka-pemuka terkenal dan seluruh anggota keluarganya, Hurmuzan memasuki Madinah dengan menampilkan keagungan dan

Hanya Milik Allah

“Barang siapa yang memuliakan Allah, maka Allah akan memuliakannya. Barangsiapa yang menghinakan Allah rnaka Allah akan rnenghinakannya. (Hasan Al Bashri). Saudaraku, semoga kita tidak tertipu oleh kemuliaan duniawi. Karena, kemuliaan itu sesungguhnya hanya datang dari Allah swt. Kemuliaan, tidak datang dari makhluk. Kemuliaan, tidak pernah datang dari harta benda. Kemuliaan, tidak muncul dari banyaknya ilmu. Kemuliaan, juga tidak hadir dari profesi, jabatan dan kedudukan, bagaimanapun tingginya. Kemuliaan, penghormatan, penerimaan terhadap

Antara Usaha dan Pertolongan Allah

Rumah Rasulullah saw sudah dikepung. Sebelas gembong penjahat dari beragam kabilah mendekam di persembunyiannya. Masing-masing siaga dengan senjata terhunus. Mata mereka liar nyaris tak berkedip mengawasi setiap celah yang memungkinkan Rasulullah saw keluar. Dalam situasi yang sangat genting itulah, Rasulullah saw menyuruh Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempatnya sambil mengenakan selimut yang biasa dipakai beliau. Kemudian, beliau keluar rumahnya tanpa diketahui para pengepungnya. Rasulullah saw langsung menuju rumah