Al Masih adalah ejaan yang betul dalam semua hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Al Hafizh Ibn Hajar dalam kitabnya Fathul Baari berkata: “Dan siapa yang membacanya dengan ‘Al Masikh’, maka ia telah salah dan membuat buat.”
Beliau (Ibn Hajjar) juga berkata; Al Qadhi Ibn ‘Arabi barkata: “Orang orang yang membaca nama dajjal dengan ‘Al Masikh’ (dengan huruf ‘kh’) atau dengan ‘Al Massih’ (dengan mentasydidkan huruf ‘s’, ,sin’) adalah salah, walaupun mereka bertujuan untuk membedakannya dengan “At Masih ‘Isa Ibn Maryam”. Sedangkan Nabi Muhammad SAW membedakan Masih Adh Dhalalah (Al Masih kesesatan) untuk dajjal dan Masih Al Huda (Al Masih kebenaran) untuk Isa Ibn Maryam. Jadi, orang orang yang bermaksud membesarkan Al Masih Ibn Maryam itu telah merubah ubah hadits Nabi SAW (dengan Al Masikh atau Al Massih).
Dengan demikian kita dapat mengetahui, bahwa panggilan Al Masih digunakan untuk dua orang:
1. Dajal.
2. ‘Isa Ibn Maryam.
Sedangkan Al Masih dalam bahasa ‘Arab berarti ‘yang menghapus’, ‘yang terhapus’, dan ‘yang mengembara’.
‘Isa Ibn Maryam disebut dengan Al Masih, karena ia menghapus penyakit penyakit manusia melalui tangannya dengan izin Allah.’
Dajjal disebut dengan Al Masih, karena mata kanannya terhapus (tak bercahaya) dan alis mata kanannya juga terhapus, atau karena ia akan mengembara ke seluruh penjuru dunia.
Apabila kita ingin bermaksud menyebut Al Masih dengan. dajjal, maka kita harus menyebutnya dengan Al Masihuddajjal. Dan apabila kita hanya menyebut kata Al Masih tanpa. ikatan majemuk, maka kita adalah bermaksud dengan ‘Isa Ibn Maryam.
Adapun kata dajjal berasal dari kata dajlun, yang secara bahasa adalah bermakna “penutup”. Hal itu karena ia menutup kebenaran dengan kebatilan.
Al Masihuddajjal bukanlah dajjal yang pertama, akan tetapi ia adalah dajal yang paling terakhir, sesuai dengan. sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya menjelang terjadinya kiamat terdapat 30 dajjal dajjal pendusta.” (HR. Imam Ahmad)
Sebagian ulama berpendapat, bahwa terbitnya matahari dari tempat terbenamnya (Barat) adalah merupakan tanda kiamat besar yang pertama, dengan berdasarkan kepada sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari ‘Abdullah Bin ‘Amru bin Al ‘Ash, dari Nabi SAW:
“Sesungguhnya tanda tanda kiamat besar yang pertama keluar adalah terbitnya matahari dari tempat terbenamnya dan keluarnya seekor binatang (ajaib) kepada manusia pada waktu Dhuha. Tanda yang mana pun diantara dua tanda ini yang lebih dahulu keluar, maka yang lainnya akan muncul dalam waktu yang berdekatan.” (HR. Muslim)
Apa yang mereka katakan tersebut adalah tidak benar. Akan tetapi yang benar adalah, bahwa terbitnya matahari dari arah terbenamnya didahului oleh tiga tanda yang besar, yaitu: Munculnya dajjal. Turunnya ‘Isa Ibn Maryam. Dan keluarnya Ya’juj serta Ma’juj. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pertama: Dengan terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, maka tertutuplah pintu taubat, dan untuk apalagi gunanya, Iman bagi seseorang yang belum pernah beriman sebelumya, atau berbuat baik dalam Imannya. Sedangkan yang sudah menjadi ketetapan yang maklum, bahwa dengan turunnya ‘Isa Ibn Maryam ke bumi, ia akan menyeru manusia kepada agama Islam. Dan berimanlah kepadanya beberapa kaum dari orang orang Nasrani, sebagaimana telah berfirman Allah SWT:
“Tidak ada seorang pun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepadanya (‘Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti ‘Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. ” (QS. An Nisa’, 159)
Untuk itu, sekiranya terbitnya matahari dari arah terbenamnya mendahului turunnya ‘Isa Ibn Maryam, maka tidaklah berguna Iman mereka terhadap ‘Isa ketika ia turun. Karenanya:
1. Berkata Al Hafizh Ibn Hajar: “Sesungguhnya masa hidup dajjal adalah sampai ia dibunuh oleh ‘Isa Ibn Maryam. Sedangkan turunnya ‘Isa Ibn Maryam serta keluarnya Ya’juj dan Ma’juj adalah mendahului terbitnya matahari dari arah terbenamnya. Kesimpulan kuat yang dapat diambil dari semua riwayat adalah, bahwa keluarnya dajjal adalah tanda pertama dari tanda tanda besar kiamat. Yang menjadi isyarat akan perubahan umum di muka bumi, yangmana hal itu akan berakhir dengan matinya ‘Isa Ibn Maryam. Sedangkan terbitnya matahari dari arah Barat adalah merupakan tanda besar yang pertama yang menjadi isyarat akan terjadinya perubaban alam atas (angkasa, langit), yangmana hal itu semua akan berakhir dengan kiamat.”
2. Telah berkata Al Baihaqi dalam kitab A/ Ba’tsu wa An Nusyur: “Al Hulaimi menyebutkan, bahwa tanda tanda besar kiamat yang pertama adalah munculnya dajjal, kemudian turunnya ‘Isa Ibn Maryam. Dengan alasan, apabila tanda terbitnya matahari dari arah terbenamnya adalah sebelum turunnya ‘Isa, maka tidaklah ada gunanya bagi orang rang kafir untuk beriman dengan seruan-seruannya. Padahal Iman tersebut tetap bermanfaat bagi mereka. Karena, jika tidak, maka agama pada saat itu tidak akan menjadi satu dengan masuk Islamnya orang orang kafir.”
3. Sebagaimana pendapat yang sudah ditetapkan oleh Ibn Hajar dan Al Baihaqi. Sementara Ibn Katsir juga mempunyai pendapat yang sama, akan tetapi dengan penjelasan yang berbeda. Ibn Katsir berkata: “Bahwa hadits yang menyatakan bahwa tanda tanda besar kiamat yang pertama adalah terbitnya matahari dari arah terbenamnya”, merupakan tanda tanda luar biasa dari hukum alam. Akan tetapi, munculnya dajjal dan turunnya ‘Isa Ibn Maryam begitu juga keluarnya Ya’juj dan Ma’juj adalah merupakan hal hal yang biasa, karena semua mereka adalah manusia yang dapat disaksikan atau makhluk seperti mereka adalah sudah biasa. Sedangkan terbitnya matahari dari arah Barat adalah berlawanan dengan kebiasaan atau ia merupakan tanda tanda samawi.”
Kedua: Munculnya dajjal, turunnya ‘Isa dan keluarnya Ya’juj serta Ma’juj adalah tanda tanda yang harus mendahului tanda terbitnya matahari dari arah Barat. Dengan alasan, bahwa ‘Isa akan hidup di bumi setelah membunuh dajjal dan setelah binasanya Ya’juj serta Ma’juj selama 7 tahun (sebagaimana yang termaktub dalam hadits shahih Muslim), atau 40 tahun (sebagaimana yang termaktub dalam hadits shahih oleh Abu Dawud, dari Abi hurairah).
Maka dari itu, kami mengatakan dan menekankan, bahwa keluarnya dajjal adalah tanda besar kiamat pertama yang akan dilihat oleh manusia. Marilah kita mengawasi hal ini, sehingga kita tidak tersesat nantinya.
[Diambil dari buku “Umur Umat Islam, Kedatangan Imam Mahdi, dan Munculnya Dajjal” karya Amin Muhammad Jamaluddin. Halaman 91-95. Terjemahan diterbitkan oleh Penerbit Cendekia, cetakan keempat belas, Mei 2004.]