Hari: 4 Desember 2004

Karya-Karya Terpuji dari Balik Jeruji (1/3)

Penjara, Bukan Akhir Segalanya Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan manusia dengan fitrah bebas merdeka. Dengan fitrah itu manusia ingin bebas bepergian kemana pun ia kehendaki. Bahkan jika mampu, ia akan pergi menembus langit, berkelana dari satu galaksi ke galaksi lainnya. Karena itu tak ada manusia yang senang dibatasi ruang geraknya. Apalagi jika sampai harus dipenjara. Jika ada peluang untuk menghindar, tentu akan orang tempuh sekuat tenaga, baik melalui jalur hukum

Karya-Karya Terpuji dari Balik Jeruji (2/3)

Sayyid Quthb menghasilkan Fii ZhilalilQur`an dari kamar penjara. Ibnu Taimiyah menghasilkan Majmu’ul Fatawa, Ibnu Haistam menghasilkan teori optik, HAMKA menghasilkan Tafsir Al-Azhar, serta Mohammad Natsir menghasilkan Kapita Selekta Da’wah. Bagi para ulama dan pejuang yang istiqamah (berpendirian teguh) di jalan-Nya, penjara bukanlah penghalang yang membuat mereka surut ke belakang. Bahkan jika perlu, kematian pun akan mereka songsong, asalkan dengan jalan itu al-haq bisa ditegakkan. Mereka tak gentar menghadapi semua itu,

Karya-Karya Terpuji dari Balik Jeruji (3/3)

AM Fatwa Saya dijebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan terlibat peristiwa Tanjung Priok tahun 1984. Saya menjadi terdakwa pidana politik (subversif), karena kegiatan yang saya lakukan berhubungan dengan kebebasan beragama. Saya didakwa 18 tahun penjara. Saya coba merenungkan dosa apa yang telah saya perbuat? Saya telusuri masalahnya kembali dan menemukan jawabannya. Dengan memperhatikan seluruh proses pengadilan mulai dari penyusunan berita acara (BAP) sampai jatuhnya vonis hakim, jelas bahwa tuduhan makar