Bulan: September 2003

Sikap Abu Dzar

Sabili No.4 Th.IX Sebagai negarawan dan politikus yang cerdik dan kritis yang tiada henti-hentinya menyerang kebijakan dan tingkah laku pemerintah, terutama kepada Gubernur Mu’awiyah di Damaskus. Maka Abu Dzar Al-Ghifari dianggap penentang dan pengusik kekuasaan. Akan tetapi karena beliau adalah salah seorang ahabat Rasulullah yang terkemuka, maka Mu’awiyah hanya tinggal diam. Namun, serangan dan kritik Abu Dzar dilaporkan ke khalifah Utsman bin Affan karena kuping Mu’awiyah tak tahan. Tak berapa

Tiga hal membawa keuntungan

Sabili No.21 Th.IX Pada suatu hari al-Imam Asy-Syafi’i ra datang berkunjung ke rumah al-Imam Ahmad bin Hambal. Seusai makan malam bersama, al-Imam Asy-Syafi’i masuk ke kamar yang telah disediakan untuknya dan beliau segera berbaring hingga esok fajar. Puteri Imam Ahmad yang mengamati Imam Syafi’i sejak awal kedatangannya hingga masuk kamar tidur terkejut melihat teman dekat ayahnya itu. Dengan terheran-heran ia bertanya, “Ayah…., ayah selalu memuji dan mengatakan bahwa Imam Syafi’i

Ulama meminta nasihat

Sabili No.20 Th.IX Ibrahim bin Adham, salah seorang tokoh spiritual dan ulama terkenal dengan nasihat dan petuahnya yang hidup abad 3 H, sering didatangi oleh para tamu yang shalih. Kedatangan mereka disambut gembira dan sangat menarik perhatian Ibrahim. Kesempatan itu tidak disia-siakannya. Dia bisa menghirup banyak ilmu ma’rifah dari mereka laksana air sejuk yang turun dari langit, dia teguk satu demi satu nasihat para tamu tersebut untuk menambah dan memperbaharui

Bila ditakdirkan miskin

Di kota Madinah yang damai. Beberapa orang miskin dari kaum Muhajirin menemui Rasulullah. Di hadapan rasul mulia tersebut, orang-orang itu mengadukan sedikit kegundahan mereka. Tidak dalam nada protes, hanya semacam memohon penjelasan. “Wahai Rasulullah, alangkah beruntungnya orang-orang kaya. Mereka bisa berjuang seperti kami, mereka bisa sholat seperti kami. Tapi mereka bisa berinfaq dengan kekayaan mereka. Sementara kami tidak,” begitulah keluhan yang mereka sampaikan. Mendengar pengaduan itu, Rasulullah menjawab dengan penuh

Ketangkasan lidah ulama

Sabili No.14 Th.X Suatu ketika Abu Hanifah memasuki sebuah masjid, lalu duduk bertafakkur seraya melantunkan ayat-ayat Allah. Ia asyik tenggelam mentadabburi keindahan kalam Ilahi. Dengannya, kekuatan ruhiyahnya semakin subur. Tapi, tiba-tiba ia berhenti dari lantunannya. Karena beberapa orang Khawarij sekonyong-konyong menghampirinya. Kepada Abu Hanifah, mereka menghunuskan pedang. Dengan tatapan tajam mereka berkata, “Kami akan mengajukan dua pertanyaan kepada Anda. Bila Anda dapat menjawabnya dengan baik, tentu Anda akan selamat. Bila

Nasihat Ibrahim bin Adham

Sabili No.1 Th.IX Suatu ketika Ibrahim bin Adham, seorang alim yang terkenal zuhud dan wara’nya, melewati pasar yang ramai. Selang beberapa saat beliau pun dikerumuni banyak orang yang ingin minta nasehat. Salah seorang di antara mereka bertanya, “Wahai Guru! Allah telah berjanji dalam kitab-Nya bahwa Dia akan mengabulkan doa hamba-Nya. Kami telah berdoa setiap hari, siang dan malam, tapi mengapa sampai saat ini doa kami tidak dikabulkan?” Ibrahim bin Adham

Si Tuli

Di khurasan ada seorang ulama besar bernama Khatim bin Alwan. Muridnya banyak, pengaruhnya luas & ilmunya tinggi. Tetapi, di tengah masyarakat ia memperoleh julukan Al-Asham atau si tuli. Anehnya, julukan yg biasanya utk merendahkan itu buat Imam Khatim bin Alwan justru merupakan gelar kehormatan yg mengabdikan akhlak terpujinya shg ia dihargai oleh umat manusia sepanjang masa. Gelar buruk namun terhormat itu didapatkan oleh beliau ketika pada suatu saat seorang gadis

Taklukkan harimau dengan kesabaran

Sabili Tersebutlah dua lelaki yang berkawan akrab. Mereka adalah Hasan dan Ismail. Keduanya orang shalih yang taat beribadah. Karena tempat mereka berjauhan, tidak mungkin keduanya selalu bertemu. Namun ada kebiasaan di antara mereka, setiap setahun sekali Hasan selalu datang ke rumah Ismail. Suatu hari Hasan berkunjung ke rumah sahabatnya itu. Tiba di rumah Ismail, ia mendapatkan pintu rumah temannya itu tertutup rapat. Stelah beberapa kali mengetuk pintu terdengar sahutan istri

Ibnu Qayyim al-Jauziyah

“Lihatlah dirimu, lihatlah apa yang berada di sekitarmu. Niscaya engkau akan mengenal Allah.” Gnothi Seathon! kenalilah dirimu!, itulah motto Socrates, seorang filsuf besar Yunani. Ia telah mengundang perhatian manusia untuk memperhatikan dirinya sendiri. Dengan kata lain, segala yang dipermasalahkan manusia dimulai dari manusia itu sendiri sebagai masalah. Dari masa ke masa, masalah yang dihadapi manusia tak jauh berbeda. Gus Dur menghadapi masalah yang sama dengan yang dihadapi Soeharto, Soekarno, Hitler,

Rabi’ bin Hutsaim, seorang thabiin yang wara’

Sabili No.24 Th.IX Rabi’ adalah seorang ulama tabi’in yang sangat alim, ia termasuk salah seorang dari delapan ulama zuhud yang terakhir di zamannya. Sejak muda, ia sangat taat beribadah. Saat mendekati masa akil baligh, pada suatu malam ibu Rabi’ terbangun dan terjaga. Ada apa gerangan? Ia menemukan anaknya sedang bermunajat dan terhanyut dalam shalat. Sang ibu menegur lembut, “Apakah engkau tidak tidur, Rabi’?” “Bagaimana seorang yang diliputi kegelapan bisa tidur